Selasa, 20 Mei 2014
Tenna Leppa Lila,Tenna Gessa Nawa Nawa, Tanna Rapi Akkaleng
Rabaan dalam kacamata filosofis ini kemungkinan mempunyai perspektif yang berbeda dikalangan TAREKAT ataupun SUFISTIK jadi saya selaku pengkaji menyajikan satu perspektif saja...
yaitu pada perspektif aqli, karena posisi saya cuma sekedar "mappatongeng" / membenarkan khazanah kebudayaan bugis, tabe....
sebelum masuk lebih jauh mari coba kita berikan pembagian dulu supaya mudah terpahami,
lila = inderawi
nawa2 = khayal
akkaleng = akal
itu adalah klasifikasi dalam memperoleh pengetahuan atau dalam bahasa filsafatnya sbagai epistemologi,
jadi ketika INDERA menangkap WARNA,
dan KHAYAL menangkap BENTUK dari persekutuan panjang, lebar,
maka AKAL menyimpulkan itu MOBIL, MOTOR, DLL.
MOBIL tidak pernah terinderai,
BENTUK tidak pernah dilihat karena itu adalah perbandingan tinggi, pendek, ataupun lebar, jauh, dekat.
namun AKAL mampu melihat subtansi / inti / dibalik / hakikat dari itu,
coba kita sambungkan pada filosofis metafisika,
ketika indera menangkap penampakan-penampakan materi maka khayal (nawa-nawa) merasakan fenomena penciptaan dibalik itu, nah akal (akkaleng) lah yang membenarkannya dengan iman, wajarlah ketika atribut "berakal" disematkan berkali-kali dalam quran.
lanjut pada pemaknaan filosofis diatas yaitu sebenarnya berinti pada makna ke"HAKIKI"annya yaitu pesan yang hendak tersampaikan adalah wujudNya secara "HAKIKAT",
tidak terinderai, tak tersentuh khayalan, tak sampai pada tingkatan AKAL..,
bukankah itu adalah WUJUD TUHAN secara dzati yang dimaksud.., yang dikenal sbagai konsep HUWA pada sufistik,
namun pada pemaknaan saya, itu bukanlah sbuah "larangan",
tapi itu penekanan ketika kita memang akan masih terus SALAH dan SALAH dalam memakanainya..,
namun keSALAHan itu bukan berarti kita berhenti mencari KEBENARAN yang hakiki..,
dalam sebuah hadis qudsi : AKU ADALAH PERBENDAHARAAN YANG TERSEMBUNYI, AKU HENDAK DIKENAL MAKA AKU MENCIPTA.
dan pada hadis yang lain lagi : BILA KAU TAK MAMPU MENERIMA SEMUANYA, JANGANLAH MENINGGALKAN SELURUHNYA.
karena kita semua berjalan mendekatiNya bukan menjadiNya..,
wallahu allam ..,
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar