Kamis, 16 Juli 2015

Ramadhan dan Hari Kemenangan ?

Tidak asing lagi kalimat hari kemenangan sering didendangkan di moment lebaran yang berlangsung tiap tahun, ada beberapa hal yang sepatutnya menjadi perhatian utama sebelum mengungkapkan "MENANG" itu, apakah puasa memang terasa berat anda jalani ? apakah shalat sunnah puluhan rakaat terasa sukar anda jalani ? apakah menahan diri terasa terasa menjemukkan anda jalani di bulan ini ? sehingga wajarlah anda mengatakan "MENANG" ketika hari akhir itu tiba ?

Perlu pemaknaan ulang dalam menafsirkan "Hari Kemenangan" itu, bukankah Ramadhan hadir untuk membentuk pribadi dengan latihan-latihan pengendalian diri ?



Coba kita telaah, puasa merupakan salah satu ritual yang mencolok pada bulan ini, puasa itu membentuk kepribadian yang tidak tunduk pada jasad kita. Lapar dan dahaga tidak menjadi bagian dari gerak pemuas diri kita, semua kecendrungan duniawi ditundukkan selama ritual ini berlangsung. Ini melambangkan seberapa patuh kita terhadap perintah ilahiah terhadap diri, melambangkan ketundukan jasad untuk menerima perintah dari sang kreatornya, sekaligus menunjukkan manusia tak selamanya berdimensi materi namun ada aspek-aspek spiritualitas yang menundukkan jasad tersebut.
Ketika puasa dilaksanakan, semua "ingin" diredam dan dikonversi menjadi "inginNya", tak ada lagi aspek-aspek kebinatangan yang tersisa selama ritual ini berlangsung. Semua panca indera ditundukkan untuk bergerak menujuNya, puasa telah mengajarkan meninggalkan kebuasan diri, menekan dominasi kebinatangan dan berusaha mengenal hakikat murni dirinya. Iya, dimana kesucian berusaha dikenalkan pada pengamalnya. Dikenalkan, karena hendak diaktualkan... Bukan sekedar "dilaksanakan". Seseorang yang oleh komandannya diperintahkan hormat, tidak sekedar "melaksanakan"nya tapi dibalik itu ada penghayatan dibalik sikap hormat itu pula. Begitupun puasa, semata-mata gerak menempa diri, agar setelahnya pengenalan kita berujung pada konsistensi... yaitu Seberapa paham anda pada puasa ketika ramadhan selama sebulan penuh ? Bila sekedar lapar dan haus, maka hewan piaran pun ketika tak diberi makan seharian bisa merasakan hal yang sama.

Sehingga ketika berpuasa, ketika melaksanakan shalat sunnah berpuluh-puluh rakaat, sebenarnya menyiapkan bekal diri untuk menghadapi bulan setelah Ramadhan. Bukankah hasil dari latihanlah yang menentukan kesuksesan ataupun kemenangan sesuatu ? Petinju yang berlatih selama berhari-hari membentuk otot dan menguasai teknik-teknik bertinju tidaklah dinilai menang dari waktu selesainya latihan ! Tapi hasil dari bertinjunya itu. Maksimal atau tidak ?
Nah begitupun ramadhan, "KEMENANGAN" apa yang diperoleh dari hari-hari yang penuh berkah telah meninggalkan kita ?? "KEMENANGAN" apa yang diperoleh dari latihan-latihan selama sebulan penuh ?? "KEMENANGAN" apa yang diperoleh dari lewatnya salah satu malam yang lebih baik dari seribu bulan ?? yah, kecuali sekali lagi anda merasa sukar, berat atau bersusah payah dalam melewati itu semua... wajarlah mengatakan "MENANG" !!
mungkin merasa bebas ? merasa telah merdeka dari bentuk jajahan ritual-ritual ramadhan ? hmmm wallahu allam.
semua dikembalikan pada penafsiran tindakan masing-masing dalam mengamalkan perintahNya.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar